1 | menjelaskan bacaan Al Syamsiyah terdapat pada Attien | |
2 | Menyebutkan arti dari lafadz ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ | |
3 | Menyebutkan arti dari lafadz خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ | |
4 | Menyebutkan arti dari kalimat لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍۢ | |
5 | 5menunjukkan terjemahan ayat .فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُمَمْنُونٍۢ. diiatas adalahْ | |
6 | menjelaskan Seseorang yang memfasilitasi sarana pendidikan pahalanya adalah surga. Karena dana tersebut merupakan | |
7 | menjelaskan kewajiban menuntut ilmu bagi kaum muslimin adalah kewajiban individual atau.... | |
8 | menunjukkan kalimat yang bahwa umat Islam harus belajar ilmu pengetahuan | |
9 | menunjukkan arti Penggalan hadis | |
10 | menentukan yag bukan keutamaan orang yang berilmu, | |
11 | menjelaskn keutamaan Seseorang yang membaca satu huruf dari kitabullah | |
12 | menyebutkan arti dari nama lain dari akhir, diantaranya adalah yaumul hisab | |
13 | menyebutkan tanda-tanda kiamat sugra | |
14 | menyebutkan yang bukan tanda-tanda kiamat kubra | |
15 | menjelaskan nama sebuah padang Setelah dibangkitkan dari alam kubur | |
16 | Menyebutkan nama hari dimana amal perbuatan manusia akan ditimbang | |
17 | Menjelaskan Urusan yang pertama akan dihisab | |
18 | menyebutkan Sifat menerima keadaan (rezeki) yang diperoleh apa adanya | |
19 | menyebutkan Sikap manusia yang selalu merasa kurang atas rezeki yang didapatnya disebut…. | |
20 | menjelaskan isi hadits tentang qonaah | |
21 | menjelaskan Orang yang memiliki sifat qanaah | |
22 | menjelaskan Lawan dari sikap qana’ah | |
23 | menyebutkan toleransi dalam bahasa Arab | |
24 |
|
|
25 | 3. menyebutkan nama ibadah yaitu menyembelih binatang pada hari ketujuh kelahiran seorang bayi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah swt | |
26 | menyebutkan jumlah kambing yang disembelih bagi bayi laki-laki | |
27 | menyebutkan syarat-syarat binatang untuk akikah, kecuali…. | |
28 | menjelaskan keutamaan daging akikah disedekahkan | |
29 | menjelaskan arti Kurban secara bahasa | |
30 | menjelaskan hukum Menyembelih hewan qurban | |
31 | menjelaskan binatang yang bukan dari nama binatang untuk berkurban | |
32 | menyebutkan arti Surat Al- Kausar “Maka kerjakanlah sholat karena Tuhanmu dan… | |
33 | menjelaskan nama bacaaan dalam sunah haji | |
34 | menjelaskan tentang “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah | |
35 | menyebutkan yang bukan syarat haji, …. | |
36 | menyebutkan jumlahnya rukun haji …. | |
37 | menyebutkan nama ibadah yaitu Niat atau menyengaja mulai mengerjakan haji atau umroh | |
38 | menyebutkan nama ibadah yaitu Hadir di Padang Arofah pada tanggal 9-10 Dzulhijjah | |
39 | menyebutkan nama seni yaitu Seni budaya yang berkembang di Nusantara sebelum kedatangan agama Islam | |
40 | menyebutkan nama seni yaitu Seni budaya lokal yang dijadikan media dakwah Islam | |
1 | Salinlah Ayat Al Qur’an dibawah ini dengan benar | |
2 | 1. Artikan lafadz hadits tentang ilmu dibawah ini | |
3 | 2. Sebutkan tiga tanda-tanda hari kiamat | |
4 | Berilan contoh bentuk perilaku tasamuh di lingkungan | |
5 | Jelaskan perbedaan haji dan umrah |
Sabtu, 06 Desember 2014
Indikator Ulangan PAI IX semester Ganjil 2014
Rabu, 21 Mei 2014
indikatar ulangan pendais VIII semester genap 2014
1 | 1. Menjelaskan Qalqalah menurut bahasa |
2 | Menjelaskan nama huruf ﺩ , ﺝ, ﺏ, ﻄ, ﻕ, |
3 | Menjelaskan pembagian qolqolah |
4 | Menjelaskan dua bacaan dalam potongan ayat ( ghunah /bilagunah qolqolah kubra /sughro ) |
5 | Menjelaskan bacaan qolqolah kubra / sughra |
6 | Menjelaskan salat sunat yang Mengiri salat fardhu yang lima waktu |
7 | Menjelaskan solat dua rakaat sebelum salat solat subuh |
8 | Menjanelaskan praktek sholat sunat yang di praktekkan orang |
9 | Menjelaskan sholat ba’diayah yang benar |
10 | Menjelaskan ketentuan sholat rawatib |
11 | menjelaskan Salah satu manfaat dari mengerjakan salat sunah rawatib |
12 | MenjelaKan cara baca Surah al-Fatihah dalam salat sunah rawatib |
13 | Menjellaskan bacaan yang mengandung bacaan mad wajib muttas.il |
14 | Menjelaskan nama bacaan pada potongan ayat yang bergaris bawah |
15 | Menjelaskan arti tanda waqof dalam Al qur’an |
16 | Mnentukan pasangan yang tepat di tabel |
17 | Menyebutkan isi perintah dari ayat Al Qur-an |
18 | Menyebutkan Nabi dan Rasul yang ada didalam Al Qur’an |
19 | Menentukan pengertian seorang menerima wahyu untuk dirinya sendiri |
20 | Menentukan pengertian seorang yang menerima wahyu untuk umatnya |
21 | Menyebutkan Rasul Ulul Azmi |
22 | Menyebutkan nama Nabi yang memiliki mukjizat dapat menghidukan orang mati |
23 | Menyebutkan nama nabi yang memiliki mukjizat yang memancar air oleh jemarinya |
24 | Menyebutkan nama do’a sebelelum dan sesudah makan .... no 25 dan 26 |
25 | Menjelaskan yang baik digunakan dalam makan |
26 | Adab makan yang benar jika kita bersama orang yang lebih tua |
27 | disajikan ayat al qu,an tentang makan dan minum , siswa dapat menentukan perintah isi ayat tersebut |
28 | Menentukan arti halalan toyiban |
29 | Menjelaskan sebab rasa denam |
30 | Menjelaskan yang bertolak belakang dengan dendam |
31 | Menjelaskan Salah satu cara menghindari sifat dendam |
32 | Menjelaskan sebab Memperturutkan dendam merupakan perbuatan |
33 | Menjelaskan sikap kita apabila disakiti,dan org tersebut menyadari kekhilafannya |
34 | Menjelaskan orang yang mempunyai prinsip lain dibibir lain dimulut |
35 | Menggolongkan berbuat curang, dusta, ingkar janji, dan menipu |
36 | Menjelaskan yang tidak termasuk cirri-ciri orang munafik |
37 | Menjelaskan Yang bertolak belakang dengan munafik |
38 | Menentukan arti munafik menurut istilah |
39 | Menjelaskan jenis binatang yang dihalalkan |
40 | Menjelaskan surat alamaidah ayat 3 |
41 | Menjelaskan jenis binatang yang tidak termasuk dihalalkan |
42 | Menentukan arti dari potongan ayat surat al maidah ayat 3 |
43 | Menjelaskan salah binatang yang haram di konsumsi |
44 | Menjelaskan salah binatang yang haram di konsumsi |
45 | Menjelaskan Ulama yang pertama kali memberikan tanda titik dan baris pada huruf-huruf Al Qur’an |
1 | Menjelaskan pengertian qolqolah |
2 | Menentukan nama bacaannya (qolqolah sughra dan kubra ) |
3 | Menjelaskan arti munafik |
4 | Menjelaskan binaatang yang halal |
5 | Menjelaskan Ulama yang pertama kali memberikan tanda titik dan baris pada huruf-huruf Al Qur’an |
Senin, 05 Mei 2014
SEJARAH DAN KEUTAMAAN RATIBUL ATHOS
SEJARAH DAN
KEUTAMAAN RATIBUL ATHOS
Bacalah walaupun
panjang postingsn ini,tp sangat bermanfaat buat kita jama'ah majelis Rasulullah
yg sering baca Ratib ini
Makna Ratib Kata
Ratib diambil dari kata Rotaba Yartubu Rotban Rutuuban atau Tarottaba
Yatarottabu Tarottuban, yang berarti tetap atau tidak bergerak. Jadi kata Ratib
menurut Lughot (bahasa) artinya kokoh atau yang tetap. Sedangkan menurut
istilah, Ratib diambil dari kata Tartiibul-Harsi Lil-Himaayah ( penjagaan
secara rutin untuk melindungi sesuatu atau seseorang ). Apabila disebuah tempat
ada bala tentara yang berjaga guna melindungi masyarakat, maka mereka disebut
Rutbah, dan jika yang berjaga satu orang maka disebut Ratib, para ulama
berpendapat makna Ratib adalah kumpulan atau himpunan ayat-ayat Al-qur’an dan
untaian kalimat-kailmat dzikir yang lazim diamalkan atau dibaca secara
berulang-ulang sebagai salah satu cara untuk bertaqorrub (mendekatkan diri
kepada Allah SWT)
Keberkahan Ratib
Al-Habib Umar Bin Abdurrahman Al-Atthos.Ratib Habib Umar yang dibari nama
Azizul Manl Wafathul Babil Wisol seperti dikatakan oleh Al-Habib Ali bin Hasan
AL-Atthos di dalam kitab Al-Qirthos bagian kedua juz pertama : “ Ratib Habib
Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam melalui Habib
Umar “.ketahuilah bahwa Ratib yang besar dan Hizib yang kokoh dan sumber yang
murni ini, yaitu Ratib Habib Umar Al-Atthos terkandung didalamnya
rahasia-rahasia dan Nur-Nur, manfaat yang besar, faedah-faedah yang luar biasa
tinggi nilainya, dan tak dapat diperkirakan batas kekuatan pemeliharaanya.
Al-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos mengatakan sepengetahuan kami Al-Habib Umar tidak ada sesuatu yang di tinggalkannya berupa bekas peninggalan ( seperti kitab atau masjid terkecuali Ratib ini ) maka dengan jelas Ratib ini diintisabkan kepada pribadinya langsung.
As-Sayyid Al-Imam Isa bin Muhammad Al-Habsyi berkata : “Bahwa sering kami mendengar Al-Habib Umar dalam pembicaraan-pembicaraanya selalu menyebutkan kelebihan dan kebesaran Ratib ini dan beliau mengtakan banyak orang yang datang kepadanya mengeluhkan tentang kesempitan penghidupan mereka, maka mereka disuruhnya membaca dengan zikir Tauhid sesudahnya Ratib, mereka pun mengamalkannya dan Allah Ta’ala lepaskan semua kesulitan mereka, dengan berkat beliau dan Ratibnya.
Al-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos mengatakan sepengetahuan kami Al-Habib Umar tidak ada sesuatu yang di tinggalkannya berupa bekas peninggalan ( seperti kitab atau masjid terkecuali Ratib ini ) maka dengan jelas Ratib ini diintisabkan kepada pribadinya langsung.
As-Sayyid Al-Imam Isa bin Muhammad Al-Habsyi berkata : “Bahwa sering kami mendengar Al-Habib Umar dalam pembicaraan-pembicaraanya selalu menyebutkan kelebihan dan kebesaran Ratib ini dan beliau mengtakan banyak orang yang datang kepadanya mengeluhkan tentang kesempitan penghidupan mereka, maka mereka disuruhnya membaca dengan zikir Tauhid sesudahnya Ratib, mereka pun mengamalkannya dan Allah Ta’ala lepaskan semua kesulitan mereka, dengan berkat beliau dan Ratibnya.
As-Sayid Isa pun
mengatakan bahwa ada orang dipercayai mengabarinya bahwa dia mendengar dari
Syeikh Ali bin Abdullah Ba-Ross (beliau adalah murid terdekat merangkap Khodam
Habib Umar ) berkata : “ Saya melihat sebuah kitab tertulis disitu bahwa barang
siapa yang merutinkan membaca Ratib ini diharapkan akan terampuni semua
dosa-dosanya”.
Adapula jama’ah dari Al-Mukhtamadun ( yang dipercaya ) mereka mengkisahkan apa yang mereka ketahui mengenai apa yang terjadi atas diri As-Sayid Alwy bin Alwy bin Abdullah ibn Al-Musawwa , yaitu pada tahun terakhir hayatnya beliau berziarah ke kota Tarim, Sayid Alwy jatuh sakit, sakit yang membawa kepada ajalnya, sehingga nyaris terjadi pada saat itu juga, melihat keadaan itu maka Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad berkata kepadanya : “ Wahai Sayid Alwy, ketahuilah bahwa ajalmu telah tiba saatnya dan tidak diragukan lagi”. Maka dijawab oleh Sayid Alwy : “ wahai Habib Abdullah do’akan saya agar saya dapat penundaan umur sehingga saya bisa sampai kerumah saya dikota Amed dan berkesempatan melihat anak-anak saya dan berkumpul bersama keluarga saya “. Dijawab oleh Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad : “ Engkau perbanyaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh Al-Habib Umar Al-Atthos dalam Ratibnya yaitu :
"Wahai Yang Maha berlemah lembut, engkau selamanya begitu, berlemah lembutlah terhadap kami dalam segala kejadian, sesungguhnya engkau Maha berlemah lembut dan takkan berubah, berlemah lembutlah terhadap kami dan kaum muslimin ".
Ucapkanlah terus sampai engkau tiba ditempatmu “. Maka mulai saat itu juga Sayid Alwy mengulang-ulangi ucapan itu dan beliau berkata : “ Saat itu juga saya mendapat kesembuhan dan bertolak pulang dari Tarim sambil mengulang-ulangi disepanjang perjalanan, sampai saya tiba di kota Amed dengan selamat, beliau sempat tinggal bersama keluarganya selama dua bulan terhitung dari waktu tibanya di rumahnya, setelah itu wafat ke rohmatulloh di rumahnya.
Al-Habib Ali Hasan Al-Atthos menceritakan bahwa ada penduduk satu dusun yang terkenal dengan sebutan “Al-Mas’ud” yaitu satu kabilah dari kabilah Nawwah, mereka ini memiliki keyakinan yang kuat dan mencintai Al-habib Umar ( Shohibur Ratib ), mereka juga memiliki kebiasaan membaca Ratib dimana pun mereka berada, begitu pula saat-saat mereka turun gunung, baik laki-lakinya maupun wanitanya, malah termasuk anak-anak mereka pun turut membacanya, dan saya sendiri pernah turun ketempat mereka dan saya lihat kebanyakan mereka menghapalnya diluar kepala, benar keadaannya seperti apa yaang disampaikan dan dicertitakan orang-orang itu kepada saya.
Adapula jama’ah dari Al-Mukhtamadun ( yang dipercaya ) mereka mengkisahkan apa yang mereka ketahui mengenai apa yang terjadi atas diri As-Sayid Alwy bin Alwy bin Abdullah ibn Al-Musawwa , yaitu pada tahun terakhir hayatnya beliau berziarah ke kota Tarim, Sayid Alwy jatuh sakit, sakit yang membawa kepada ajalnya, sehingga nyaris terjadi pada saat itu juga, melihat keadaan itu maka Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad berkata kepadanya : “ Wahai Sayid Alwy, ketahuilah bahwa ajalmu telah tiba saatnya dan tidak diragukan lagi”. Maka dijawab oleh Sayid Alwy : “ wahai Habib Abdullah do’akan saya agar saya dapat penundaan umur sehingga saya bisa sampai kerumah saya dikota Amed dan berkesempatan melihat anak-anak saya dan berkumpul bersama keluarga saya “. Dijawab oleh Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad : “ Engkau perbanyaklah mengucapkan apa yang diucapkan oleh Al-Habib Umar Al-Atthos dalam Ratibnya yaitu :
"Wahai Yang Maha berlemah lembut, engkau selamanya begitu, berlemah lembutlah terhadap kami dalam segala kejadian, sesungguhnya engkau Maha berlemah lembut dan takkan berubah, berlemah lembutlah terhadap kami dan kaum muslimin ".
Ucapkanlah terus sampai engkau tiba ditempatmu “. Maka mulai saat itu juga Sayid Alwy mengulang-ulangi ucapan itu dan beliau berkata : “ Saat itu juga saya mendapat kesembuhan dan bertolak pulang dari Tarim sambil mengulang-ulangi disepanjang perjalanan, sampai saya tiba di kota Amed dengan selamat, beliau sempat tinggal bersama keluarganya selama dua bulan terhitung dari waktu tibanya di rumahnya, setelah itu wafat ke rohmatulloh di rumahnya.
Al-Habib Ali Hasan Al-Atthos menceritakan bahwa ada penduduk satu dusun yang terkenal dengan sebutan “Al-Mas’ud” yaitu satu kabilah dari kabilah Nawwah, mereka ini memiliki keyakinan yang kuat dan mencintai Al-habib Umar ( Shohibur Ratib ), mereka juga memiliki kebiasaan membaca Ratib dimana pun mereka berada, begitu pula saat-saat mereka turun gunung, baik laki-lakinya maupun wanitanya, malah termasuk anak-anak mereka pun turut membacanya, dan saya sendiri pernah turun ketempat mereka dan saya lihat kebanyakan mereka menghapalnya diluar kepala, benar keadaannya seperti apa yaang disampaikan dan dicertitakan orang-orang itu kepada saya.
Kemudian ada pula
yang memberitahu saya bahwa, pada sewaktu kunjungan saya kedusun Al-Mas’ud
bertepatan mereka akan diserang oleh musuh mereka dari dusun yang lain dengan
jumlah yang besar, dan mereka (Al-Mas’ud) tidak menyadari akan ancaman itu dan
mereka tetap dengan kebiasaan mereka yaitu tiap malam membaca Ratib ini, dan
pada suatu malam, ada yang mengintai mereka, beberapa orang mata-mata dari
pihak musuh itu, untuk memperhatikan keadaan AL-Mas’ud itu dan situasi
setempat, pada saat pengintaian itu mereka mendengar penduduk Al-Mas’ud sedang
membaca :
" Dengan nama Allah kami beriman dengan Allah dan siapa beriman dengan Allah tidak ada yang perlu ditakutkannya ".
Mendengar itu salah seorang dari mata-mata itu, dan rupanya dialah ketuanya, maka dia berkata kepada kawan-kawannya :” Aku kasihan kepada kalian ( yaitu kawan-kawannya sendiri ) jika kamu menggangu mereka kamu sendirilah yang akan binasa, kemudian dia berkata lagi kepada teman-temannya itu : “jangan kamu ganggu lagi mereka itu untuk selamanya”, mereka pun lalu kembali ke rombongan mereka dan membatalkan rencana mereka semula.
" Dengan nama Allah kami beriman dengan Allah dan siapa beriman dengan Allah tidak ada yang perlu ditakutkannya ".
Mendengar itu salah seorang dari mata-mata itu, dan rupanya dialah ketuanya, maka dia berkata kepada kawan-kawannya :” Aku kasihan kepada kalian ( yaitu kawan-kawannya sendiri ) jika kamu menggangu mereka kamu sendirilah yang akan binasa, kemudian dia berkata lagi kepada teman-temannya itu : “jangan kamu ganggu lagi mereka itu untuk selamanya”, mereka pun lalu kembali ke rombongan mereka dan membatalkan rencana mereka semula.
Sungguh tulisan yang
ringkas ini tak mampu mengungkapkan kemulian serta keutamaan Ratib Al-Habib
Umar Al-Attos yang begitu luas dan begitu dalam hanya kami ingin mengambil
keberkahan dari Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthos mudah-mudahan kita
dapat Ratib ini dan semoga kita di kumpulkan bersama beliau rhm serta
orang-orang yang mencintai dan dicintai beliau rhm. Amien.
Sumber : “Kitab Al-Qirthas Lil-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos”
Sumber Kelebihan Ratib: Huraian Ratib Al-Habib Umar bin Abdul Rahman Al-Attas
Makna Ratib
Perkataan Ratib mempunyai banyak arti. Ratib yang dimaksudkan di sini berasal dari perkataan (rattaba) bererti mengaturkan atau menyusun. Ratib adalah sesuatu yang tersusun, teratur dengan rapinya. Sembahyang sunnah Rawatib adalah antara sembahyang-sembahyang sunnah yang diamalkan pada waktu-waktu yang tertentu oleh Nabi s.a.w. Ratib al-Attas mengandungi zikir, ayat-ayat al-Quran dan doa-doa yang telah sedia tersusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas yang juga dibaca pada waktu-waktu yang tertentu.
Istilah Ratib digunakan kebanyakkannya di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-zikir yang biasanya pendek dengan bilangan kiraan zikir yang sedikit (seperti 3, 7, 10, 11 dan 40 kali), senang diamalkan dan dibaca pada waktu-waktu yang tertentu iaitu sekali pada waktu pagi dan sekali pada waktu malam. Terdapat Ratib al-Haddad, Ratib al-Aidrus, Ratib al-Muhdhor dan lain-lain.
Sumber : “Kitab Al-Qirthas Lil-Habib Ali bin Hasan Al-Atthos”
Sumber Kelebihan Ratib: Huraian Ratib Al-Habib Umar bin Abdul Rahman Al-Attas
Makna Ratib
Perkataan Ratib mempunyai banyak arti. Ratib yang dimaksudkan di sini berasal dari perkataan (rattaba) bererti mengaturkan atau menyusun. Ratib adalah sesuatu yang tersusun, teratur dengan rapinya. Sembahyang sunnah Rawatib adalah antara sembahyang-sembahyang sunnah yang diamalkan pada waktu-waktu yang tertentu oleh Nabi s.a.w. Ratib al-Attas mengandungi zikir, ayat-ayat al-Quran dan doa-doa yang telah sedia tersusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas yang juga dibaca pada waktu-waktu yang tertentu.
Istilah Ratib digunakan kebanyakkannya di negeri Hadhramaut dalam menyebut zikir-zikir yang biasanya pendek dengan bilangan kiraan zikir yang sedikit (seperti 3, 7, 10, 11 dan 40 kali), senang diamalkan dan dibaca pada waktu-waktu yang tertentu iaitu sekali pada waktu pagi dan sekali pada waktu malam. Terdapat Ratib al-Haddad, Ratib al-Aidrus, Ratib al-Muhdhor dan lain-lain.
Keutamaan Ratib
Berkata sebilangan
ulama ahli salaf, antara keutamaan ratib ini bagi mereka yang tetap
mengamalkannya, adalah dipanjangkan umur, mendapat Husnul-Khatimah, menjaga
segala kepunyaannya di laut dan di bumi dan senantiasa berada dalam
perlindungan Allah.
Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwuduk, mengadap kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali.
Antara kelebihan ratib ini adalah, ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran, kecurian dan terkena sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: “Apabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan ahlinya seperti dijaga oleh 70 pahlawan yang bekuda. Ratib ini mengandungi rahsia-rahsia yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”
Bagi mereka yang terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah diselamatkan Allah dengan berkat Asma’ Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi Muhammad s.a.w.
Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas berkata: “Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular nescaya tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut nescaya akan selamat dari segala yang ditakuti. Pernah ada seorang yang diserang oleh 15 orang pencuri dan dia selamat.”
Pernah datang satu kumpulan mengadu akan hal mereka yang dikelilingi musuh. Al-Habib Husein menyuruh mereka membaca ratib dan beliau jamin Insya-Allah mereka akan selamat.
Ada sebuah kampung yang cukup yakin dengan Habib Umar al-Attas dan tidak tinggal dalam membaca ratibnya. Kecil, besar, tua dan muda setiap malam mereka membaca ratib beramai-ramai dengan suara yang kuat. Kebetulan kampung itu mempunyai musuh yang hendak menyerang mereka. Kumpulan musuh ini menghantar seorang pengintip untuk mencari rahsia tempat mereka supaya dapat diserang. Kebetulan pada waktu si pengintip datang dengan sembunyi-sembunyi mereka sedang membaca ratib dan sampai kepada zikir:
Ertinya: Dengan nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah tiada takut baginya!
Mendengar tiada takut baginya, dan diulangi sampai tiga kali, si pengintip terus menjadi takut dan kembali lalu menceritakan kepada orang-orangnya apa yang dia dengar dan mereka tidak jadi menyerang. Maka selamatlah kampung itu.
Bagi mereka yang mempunyai hajat yang tertentu, membaca ratib pada suatu tempat yang kosong dengan berwuduk, mengadap kiblat dan berniat apa kehendaknya, Insya-Allah dimustajabkan Allah. Para salaf berkata ia amat mujarrab dalam menyampaikan segala permintaan jika dibacanya sebanyak 41 kali.
Antara kelebihan ratib ini adalah, ia menjaga rumahnya dan 40 rumah-rumah jirannya dari kebakaran, kecurian dan terkena sihir. As-Syeikh Ali Baras berkata: “Apabila dibaca dalam suatu kampung atau suatu tempat, ia mengamankan ahlinya seperti dijaga oleh 70 pahlawan yang bekuda. Ratib ini mengandungi rahsia-rahsia yang bermanfaat. Mereka yang tetap mengamalkannya akan diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”
Bagi mereka yang terkena sihir dan membaca ratib, Insya-Allah diselamatkan Allah dengan berkat Asma’ Allah, ayat-ayat al-Quran dan amalan Nabi Muhammad s.a.w.
Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas berkata: “Mereka yang mengamalkan ratib dan terpatuk ular nescaya tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. Bagi orang yang takut nescaya akan selamat dari segala yang ditakuti. Pernah ada seorang yang diserang oleh 15 orang pencuri dan dia selamat.”
Pernah datang satu kumpulan mengadu akan hal mereka yang dikelilingi musuh. Al-Habib Husein menyuruh mereka membaca ratib dan beliau jamin Insya-Allah mereka akan selamat.
Ada sebuah kampung yang cukup yakin dengan Habib Umar al-Attas dan tidak tinggal dalam membaca ratibnya. Kecil, besar, tua dan muda setiap malam mereka membaca ratib beramai-ramai dengan suara yang kuat. Kebetulan kampung itu mempunyai musuh yang hendak menyerang mereka. Kumpulan musuh ini menghantar seorang pengintip untuk mencari rahsia tempat mereka supaya dapat diserang. Kebetulan pada waktu si pengintip datang dengan sembunyi-sembunyi mereka sedang membaca ratib dan sampai kepada zikir:
Ertinya: Dengan nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah tiada takut baginya!
Mendengar tiada takut baginya, dan diulangi sampai tiga kali, si pengintip terus menjadi takut dan kembali lalu menceritakan kepada orang-orangnya apa yang dia dengar dan mereka tidak jadi menyerang. Maka selamatlah kampung itu.
Nama-nama Ratib
Ratib al-Habib Umar
bin Abdurrahman ini mempunyai banyak nama. Antaranya adalah:
Ertinya: Sesuatu yang sukar diperolehi dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah. Nama inilah yang dipilih oleh al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas apabila menyusun Ratib al-Habib Umar dalam bahasa Arab, Melayu dan Tamil. Artinya: Kubu yang kukuh.
Ertinya: Belerang yang merah. Satu istilah bagi mentafsirkan sesuatu benda yang amat berharga yang sukar didapati pada sebarang waktu atau tempat. Artinya: Pati segala zikir.
Ertinya: Magnet rahsia-rahsia bagi mereka yang tetap mengamalkannya pada waktu malam dan siang. Artinya: Penawar bagi racun yang mujarrab. Menurut kata al-Habib Husein bin Abdullah al-Attas, nama ini dinamakan oleh gurunya al-Habib Ahmad bin Hasan apabila menerangkan kelebihan Ratib al-Habib Umar.
Artinya: Sumber pencapaian dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah. Nama ini hanya terdapat di Tajul A’ras oleh al-Habib Ali bin Husein yang menerangkan bahawa dalam kitab al-Qirtas yang beliau perolehi tertulis nama Ratib al-Attas sebagai Manhal al-Manal dan tidak Azizul Manal.
Ertinya: Sesuatu yang sukar diperolehi dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah. Nama inilah yang dipilih oleh al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas apabila menyusun Ratib al-Habib Umar dalam bahasa Arab, Melayu dan Tamil. Artinya: Kubu yang kukuh.
Ertinya: Belerang yang merah. Satu istilah bagi mentafsirkan sesuatu benda yang amat berharga yang sukar didapati pada sebarang waktu atau tempat. Artinya: Pati segala zikir.
Ertinya: Magnet rahsia-rahsia bagi mereka yang tetap mengamalkannya pada waktu malam dan siang. Artinya: Penawar bagi racun yang mujarrab. Menurut kata al-Habib Husein bin Abdullah al-Attas, nama ini dinamakan oleh gurunya al-Habib Ahmad bin Hasan apabila menerangkan kelebihan Ratib al-Habib Umar.
Artinya: Sumber pencapaian dan kunci bagi pintu penghubung kepada Allah. Nama ini hanya terdapat di Tajul A’ras oleh al-Habib Ali bin Husein yang menerangkan bahawa dalam kitab al-Qirtas yang beliau perolehi tertulis nama Ratib al-Attas sebagai Manhal al-Manal dan tidak Azizul Manal.
Sejarah Ratib
Ratib ini dikarang
oleh al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas dan sekarang telah berusia
kira-kira 400 tahun. Ratib ini sehingga kini banyak dibaca di negara-negara
seperti di Afrika termasuk Darussalam, Mombassa dan Afrika Selatan. Juga di
England, Burma (Myanmar), India dan negara-negara Arab. Di Afrika ia disebarkan
oleh murid-murid al-Habib Ahmad bin Hasan seperti al-Habib Ahmad Masyhur
al-Haddad dan lain-lain. Di India, Kemboja dan Burma oleh al-Habib Abdullah bin
Alawi al-Attas. Sehingga sekarang kumpulan-kumpulan ratib al-Habib Umar atau
Zawiyah masih diamalkan di Rangoon dan di beberapa daerah di Burma. Tetapi
mereka lebih terkenal di sana dengan Tariqah al-Attasiyah.
Ratib ini telah lama sampai di Malaya, Singapura, Brunei dan Indonesia. Antara keterangan ratib ini yang diterbitkan dalam bahasa Melayu di Singapura adalah sebuah kitab kecil yang bernama Fathu Rabbin-Nas yang dikarang oleh al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas. Tarikh selesai karangan ini adalah pada pagi Jumaat 20hb Jumadil Awal 1342 (20hb Disember 1923). Ia diterbitkan dengan perbelanjaan C.H Kizar Muhammad Ain Company pengedar kain pelekat cap kerusi yang beribu pejabat di Madras, India dan dicetak oleh Qalam Singapura.
Pada tahun 1939, al-Habib Muhammad bin Salim al-Attas telah menerbitkan sebuah kitab yang bernama Miftahul Imdad yang dicetak di Matbaah al-Huda di Pulau Pinang. Kitab ini mengandungi wirid-wirid datuk beliau al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas tetapi terdapat juga ratib al-habib Umar bin Abdurrahman al-Attas di dalamnya.
Mengikut al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas, al-Habib Hasan bin Ahmad al-Attas pada suatu masa dahulu telah mencetak Ratib al-Attas menerusi percetakannya Mutaaba’ah al-Attas (Al-Attas Press) yang pejabatnya terletak di Wadi Hasan, Johor Bahru, Malaysia. Percetakan ini bergiat di Johor pada kira-kira tahun 1927.
Ratib ini telah lama sampai di Malaya, Singapura, Brunei dan Indonesia. Antara keterangan ratib ini yang diterbitkan dalam bahasa Melayu di Singapura adalah sebuah kitab kecil yang bernama Fathu Rabbin-Nas yang dikarang oleh al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas. Tarikh selesai karangan ini adalah pada pagi Jumaat 20hb Jumadil Awal 1342 (20hb Disember 1923). Ia diterbitkan dengan perbelanjaan C.H Kizar Muhammad Ain Company pengedar kain pelekat cap kerusi yang beribu pejabat di Madras, India dan dicetak oleh Qalam Singapura.
Pada tahun 1939, al-Habib Muhammad bin Salim al-Attas telah menerbitkan sebuah kitab yang bernama Miftahul Imdad yang dicetak di Matbaah al-Huda di Pulau Pinang. Kitab ini mengandungi wirid-wirid datuk beliau al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas tetapi terdapat juga ratib al-habib Umar bin Abdurrahman al-Attas di dalamnya.
Mengikut al-Habib Muhammad bin Salem al-Attas, al-Habib Hasan bin Ahmad al-Attas pada suatu masa dahulu telah mencetak Ratib al-Attas menerusi percetakannya Mutaaba’ah al-Attas (Al-Attas Press) yang pejabatnya terletak di Wadi Hasan, Johor Bahru, Malaysia. Percetakan ini bergiat di Johor pada kira-kira tahun 1927.
Waktu Membaca Ratib
al-Attas
Disebutkan di dalam
kitab al-Qirtas: “Telah menjadi tradisi bagi para sesepuh kami, khususnya
tradisi dari al-Habib Husein bin Umar membaca Ratib al-Attas adalah setelah
solat Isya’. Kebiasaan itu dilakukan oleh Habib Husein beserta
pengikut-pengikutnya secara turun-temurun kecuali di bulan Ramadhan. Adapun di
bulan Ramadhan bacaan ratib itu dibaca sebelum solat Isya’. Tetapi bagi yang
gemar berzikir banyak yang membaca ratib al-Attas ini di waktu pagi dan di
waktu sore, sebab di antara kalimat-kalimat yang dizikirkan ada zikir-zikir
yang disunnahkan untuk membacanya di waktu pagi dan di waktu sore seperti
tertera di dalam hadis-hadis Nabi s.a.w.
Dikatakan oleh Habib
Ali bin Hasan al-Attas di dalam kitab al-Qirtas bahawa Habib Umar suka membaca
ratibnya secara rahsia tanpa suara, sebab beliau menginginkan bacaan ratibnya
itu lebih berkesan di hati yang membacanya dan lebih ikhlas karena Allah. Hal
itu sesuai dengan firman Allah:
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.(Al A’raf: 205)
Dan firman Allah:
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (Luqman: 19)
Jika ratib al-Attas ini dibaca secara berkelompok, maka hendaklah dibaca dengan suara yang tiada terlalu keras dan tiada terlalu pelan, sesuai dengan firman Allah:
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam solatmu dan janganlah pula selalu merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara keduanya”. (Al-Isra’: 110)
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.(Al A’raf: 205)
Dan firman Allah:
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (Luqman: 19)
Jika ratib al-Attas ini dibaca secara berkelompok, maka hendaklah dibaca dengan suara yang tiada terlalu keras dan tiada terlalu pelan, sesuai dengan firman Allah:
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam solatmu dan janganlah pula selalu merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara keduanya”. (Al-Isra’: 110)
Ratib Habib Umar
Ratib Habib Umar
yang diberi nama Azizul Manal Wa Fathu Bab al-Wisol seperti dikatakan oleh
Habib Ali bin Hasan al-Attas di dalam kitab al-Qirtas bagian kedua juz pertama:
“Ratib Habib Umar merupakan hadiah yang tertinggi dari Allah bagi umat Islam
lewat Habib Umar.” Peninggalan beliau yang paling mahal hanyalah ratib yang
beliau tinggalkan bagi umat ini. Ratib Habib Umar merupakan wirid yang banyak
mendatangkan faedah bagi yang membacanya setiap waktu, terutama bagi yang
sedang menghadapi kesulitan. Al-Habib Isa bin Muhammad al-Habsyi mengatakan
bahawa Habib Umar banyak sekali menyebutkan akan keutamaan-keutamaan ratib ini.
Pernah disebutkan bahawa ketika ada sekelompok orang datang kepada Habib Umar
mengeluh kesulitan pencarian dan lamanya musim kemarau yang menimpa kepada
mereka selama beberapa waktu. Mereka diperintah membaca Ratib beliau dan dzikir
Tauhid. Setelah mereka mengerjakannya, maka dengan berkat bacaan itu, Allah
memberi keluasan hidup bagi mereka.
Menurut Syeikh Ali Baras, jika Ratib Habib Umar dibacakan bagi penduduk suatu desa atau bagi suatu keluarga, maka desa itu atau keluarga itu akan dipelihara oleh Allah dengan peliharaan yang amat ketat. Selanjutnya Syeikh Ali berkata: “Pernah aku diceritai oleh sebagian orang bahawa ketika mereka takut menghadapi rampok yang akan menjarah rumah mereka, maka mereka membaca Ratib Habib Umar sehingga rumah mereka tidak sampai dijarah oleh kaum perampok itu meskipun jumlah mereka sebanyak 15 orang”.
Wahai orang-orang yang beriman perbanyaklah ingatan kamu kepada Allah SWT dan pujilah Dia pagi dan petang (Al-Ahzab : 41 )
Menurut Syeikh Ali Baras, jika Ratib Habib Umar dibacakan bagi penduduk suatu desa atau bagi suatu keluarga, maka desa itu atau keluarga itu akan dipelihara oleh Allah dengan peliharaan yang amat ketat. Selanjutnya Syeikh Ali berkata: “Pernah aku diceritai oleh sebagian orang bahawa ketika mereka takut menghadapi rampok yang akan menjarah rumah mereka, maka mereka membaca Ratib Habib Umar sehingga rumah mereka tidak sampai dijarah oleh kaum perampok itu meskipun jumlah mereka sebanyak 15 orang”.
Wahai orang-orang yang beriman perbanyaklah ingatan kamu kepada Allah SWT dan pujilah Dia pagi dan petang (Al-Ahzab : 41 )
Dipetik dari:
Kelebihan Ratib: Huraian Ratib al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas, oleh
Syed Hassan bin Muhammad al-Attas, Masjid Ba’alwi Singapura, terbitan Hamid
Offset Service
di copy dari majelis Rasulullah SAW (Cikarang, Cibitung , Tambun )
https ://www.facebook.com/permalink.php?id
Langganan:
Postingan (Atom)